Kamis, 15 April 2010

ALERGI

BAB I

KONSEP DASAR

A. PENGERTIAN

· Alergi adalah sebuah reaksi yang dilakukan tubuh terhadap masuknya sebuah benda asing . substansi tak dikenal masuk, antigen, tubuh serta merta akan meningkatkan daya imunitasnya untuk bekerja lebih giat.

· Alergi makanan adalah respon abnormal tubuh terhadap suatu makanan yang dicetuskan oleh reaksi spesifik pada sistem imun dengan gejala yang spesifik pula

· Alergi makanan adalah kumpulan gejala yang mengenai banyak organ dan sistem tubuh yang ditimbulkan oleh alergi terhadap bahan makanan.

B. ETIOLOGI

Faktor yang berperan dalam alergi makanan kami bagi menjadi 2 yaitu :

a. Faktor Internal

· Imaturitas usus secara fungsional (misalnya dalam fungsi-fungsi : asam lambung, enzym-enzym usus, glycocalyx) maupun fungsi-fungsi imunologis (misalnya : IgA sekretorik) memudahkan penetrasi alergen makanan. Imaturitas juga mengurangi kemampuan usus mentoleransi makanan tertentu.

· Genetik berperan dalam alergi makanan. Sensitisasi alergen dini mulai janin sampai masa bayi dan sensitisasi ini dipengaruhi oleh kebiasaan dan norma kehidupan setempat.

· Mukosa dinding saluran cerna belum matang yang menyebabkan penyerapan alergen bertambah.

b. Fakor Eksternal

· Faktor pencetus : faktor fisik (dingin, panas, hujan), faktor psikis (sedih, stress) atau beban latihan (lari, olah raga).

C. KLASIFIKASI

· Hipersensitivitas anafilaktif ( tipe 1 )

Keadaan ini merupakan hipersensitivitas anafilaktif seketika dengan reaksi yang di mulai dalam tempo beberapa menit sesudah kontak dengan antigen.

· Hipersensitivitas sitotoksik ( tipe 2 )

Hipersensitivitas sitotoksik terjadikalau sistem kekebalan secara keliru mengenali konsituen tubuh yang normal sebagai benda asing.

· Hipersensitivitas kompleks imun ( tipe 3 )

kompleks imun terbentuk ketika antigen terikat dengan antibodi dan dibersihkan dari dalam sirkulasi darah lewat kerja fagositik.

· Hipersensitivitas Tipe lambat (tipe 4 )

Reaksi ini yang juga dikenal sebagai hipersensitivitas seluler, terjadi 24 hingga 72 jam sesudah kontak dengan allergen

D. MANIFESTASI KLINIS

Pada umumnya manifestasi klinis aleri makanan terdapat di :

1. Oropharynx dan Gastrointestinal : Edema dan gatal, di bibir dan mukosa mulut, mual, muntah, kejang perut dan diere.

2. Kulit : ortikaria akut, angio edema, pruritus eritema, karena peningkatan histamine plasma.

3. Saluran nafas : asma bronchial, rhinitis, biasanya menunjukkan alergi terhadap aeroallergen atau inhalan tetapi hasil penelitian terbaru menunjukkan adanya hubungan alergi makanan dengan asma bronchial, rhinitis,dll, terutama pada anak. Seperti : susu, telur, coklat, kacang, ikan dan udang.

4. Manifestasi vaskuler : pusing, migren dapat disebabkan oleh: keju, anggur, kerang, tomat, kopi, kacang, susu, coklat, kenari, natriun sitrat, atau makanan yang mengandung pressoramin yang lain.

5. Manifestasi muskuloskelotal : adanya hubungan erat antara alergi makanan dan penyakit rematik yaitu : kenari, tembakau, kacang, ekstrak makanan, ntrium sitrat, bahan petrokimia, susu, tartrazine, debu rumah, dan lain-lain.

6. Manifestasi psikologis : reaksi ansietas dan skizofrenia ada hubungannya dengan susu cereal, kacang-kacangan, penyebabnya belum jelas.

E. PATOFISIOLOGI

Saat pertama kali masuknya alergen (ex. telur ) ke dalam tubuh seseorang yang mengkonsumsi makanan tetapi dia belum pernah terkena alergi. Namun ketika untuk kedua kalinya orang tersebut mengkonsumsi makanan yang sama barulah tampak gejala – gejala timbulnya alergi pada kulit orang tersebut.Setelah tanda – tanda itu muncul maka antigen akan mengenali alergen yang masuk yang akan memicu aktifnya sel T ,dimana sel T tersebut yang akan merangsang sel B untuk mengaktifkan antibodi ( Ig E ). Proses ini mengakibatkan melekatnya antibodi pada sel mast yang dikeluarkan oleh basofil. Apabila seseorang mengalami paparan untuk kedua kalinya oleh alergen yang sama maka akan terjadi 2 hal yaitu,:

1. Ketika mulai terjadinya produksi sitokin oleh sel T. Sitokin memberikan efek terhadap berbagai sel terutama dalam menarik sel – sel radang misalnya netrofil dan eosinofil, sehingga menimbulkan reaksi peradangan yang menyebabkan panas.
2. Alergen tersebut akan langsung mengaktifkan antibodi ( Ig E ) yang merangsang sel mast kemudian melepaskan histamin dalam jumlah yang banyak , kemudian histamin tersebut beredar di dalam tubuh melalui pembuluh darah. Saat mereka mencapai kulit, alergen akan menyebabkan terjadinya gatal,prutitus,angioderma,urtikaria,kemerahan pada kulit dan dermatitis. Pada saat mereka mencapai paru paru, alergen dapat mencetuskan terjadinya asma. Gejala alergi yang paling ditakutkan dikenal dengan nama anafilaktik syok. Gejala ini ditandai dengan tekanan darah yang menurun, kesadaran menurun, dan bila tidak ditangani segera dapat menyebabkan kematian.

F. KOMPLIKASI

· Polip hidung

· Otitis media

· Sinusitis paranasal

· Anafilaksis

· Pruritis

· Mengi

· Edema

G. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan klien dengan gangguan alerfi harus dilakukan secara benar dan berkisinambungan. Pemberian obat secara terus menerus bukanlah jalan yang terbaik tetapi yang paling ideal adalah menghndari penyebab yang bias menimbulkan keluhan alergi tersebut

Obat-obatan yang biasa digunakan untuk penangannan alergi adalah :

1. Antihistamin ( AH 1 dan AH 2 ): mengendalikan produksi histamine oleh sel mast ( menghambat sector H1 dan H2 ) dan menghambat edema akibat histamine reaksi anafilaksis dan reaksi alergi lain.

2. Kortikosteriod : menekan respon peradangan dan respon imun

3. Golongan obat adenergik : mengupayakan fungsi paru senormal mungkin dan memepertahankannya pada kondisi sehat.

Imunoterapi menyediakan pendekatan pengobatan spesifik alergen penting untuk alergi pada saluran nafas.

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG

* Uji kulit : sebagai pemerikasaan penyaring (misalnya dengan alergen hirup seperti tungau, kapuk, debu rumah, bulu kucing, tepung sari rumput, atau alergen makanan seperti susu, telur, kacang, ikan).
* Darah tepi : bila eosinofilia 5% atau 500/ml condong pada alergi. Hitung leukosit 5000/ml disertai neutropenia 3% sering ditemukan pada alergi makanan.
* IgE total dan spesifik: harga normal IgE total adalah 1000u/l sampai umur 20 tahun. Kadar IgE lebih dari 30u/ml pada umumnya menunjukkan bahwa penderita adalah atopi, atau mengalami infeksi parasit atau keadaan depresi imun seluler.
* Tes intradermal nilainya terbatas, berbahaya.
* Tes hemaglutinin dan antibodi presipitat tidak sensitif.
* Biopsi usus : sekunder dan sesudah dirangsang dengan makanan food chalenge didapatkan inflamasi / atrofi mukosa usus, peningkatan limfosit intraepitelial dan IgM. IgE ( dengan mikroskop imunofluoresen ).
* Pemeriksaan/ tes D Xylose, proktosigmoidoskopi dan biopsi usus.
* Diit coba buta ganda ( Double blind food chalenge ) untuk diagnosa pasti

I. DIIT

Ada beberapa regimen diet yang bisa digunakan :

1) ”ELIMINATION DIET”: beberapa makanan harus dihindari yaitu Buah, Susu, Telur, Ikan dan Kacang, di Surabaya terkenal dengan singkatan BSTIK. Merupakan makanan-makanan yang banyak ditemukan sebagai penyebab gejala alergi, jadi makanan-makanan dengan indeks alergenisitas yang tinggi. Indeks ini mungkin lain untuk wilayah yang lain, sebagai contoh dengan DBPFC mendapatkan telur, kacang tanah, susu sapi, ikan, kedelai, gandum, ayam, babi, sapi dan kentang, sedangkan Bischop mendapatkan susu, telur, kedelai dan kacang.

2) ”MINIMAL DIET 1” (Modified Rowe’s diet 1): terdiri dari beberapa makanan dengan indeks alergenisitas yang rendah. Berbeda dengan ”elimination diet”, regimen ini terdiri dari beberapa bahan makanan yang diperbolehkan yaitu : air, beras, daging sapi, kelapa, kedelai, bayam, wortel, bawang, gula, garam dan susu formula kedelai. Bahan makanan lain tidak diperbolehkan.

3) ”MINIMAL DIET 2” (Modified Rowe’s Diet 2): Terdiri dari makanan-makanan dengan indeks alergenisitas rendah yang lain yang diperbolehkan, misalnya : air, kentang, daging kambing, kacang merah, buncis, kobis, bawang, formula hidrolisat kasein, bahan makanan yang lain tidak diperkenankan.

4) ”EGG and FISH FREE DIET”: diet ini menyingkirkan telur termasuk makanan-makanan yang dibuat dari telur dan semua ikan. Biasanya diberikan pada penderita-penderita dengan keluhan dengan keluhan utama urtikaria, angionerotik udem dan eksema.

5) ”HIS OWN’S DIET”: menyingkirkan makanan-makanan yang dikemukakan sendiri oleh penderitanya sebagai penyebab gejala alergi.

Diet dilakukan selama 3 minggu, setelah itu dilakukan provokasi dengan 1 bahan makanan setiap minggu. Makanan yang menimbulkan gejala alergi pada provokasi ini dicatat. Disebut alergen kalau pada 3 kali provokasi menimbulkan gejala alergi. Waktunya tidak perlu berturut-turut. Jika dengan salah satu regimen diet tidak ada perbaikan padahal sudah dilakukan dengan benar, maka diberikan regimen yang lain. Sebelum memulai regimen yang baru, penderita diberi ”carnaval” selama seminggu, artinya selama 1 minggu itu semua makanan boleh dimakan (pesta). Maksudnya adalah memberi hadiah setelah 3 minggu diet dengan baik, dengan demikian ada semangat untuk menjalani diet berikunya. Selanjutnya diet yang berikutnya juga dilakukan selama 3 minggu sebelum dilakukan provokasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar