Sabtu, 17 April 2010

ALERGI MAKANAN PADA ORANG DEWASA DAN GANGGUAN PADA SEMUA ORGAN TUBUH DAN PERILAKU

Dr Widodo Judarwanto SpA

CHILDREN ALLERGY CENTER
PICKY EATERS CLINIC JAKARTA
(KLINIK KESULITAN MAKAN)

RUMAH SAKIT BUNDA JAKARTA
JL Rawasari Selatan 50 Jakarta Pusat.
Jl Taman Bendungan Asahan 5 Bendungan Hilir Jakarta Pusat
telp : (021) 70081995 – 4264126 – 31922005
email : wido25@hotmail.com , http://alergianak.bravehost.com



Angka kejadian alergi di berbagai dunia dilaporkan meningkat drastis dalam beberapa tahun terakhir. World Health Organization (WHO) memperkirakan di dunia diperkirakan terdapat 50 juta manusia menderita asma. Tragisnya lebih dari 180.000 orang meninggal setiap tahunnya karena astma. BBC tahun 1999 melaporkan penderita alergi di Eropa ada kecenderungan meningkat pesat. Angka kejadian alergi meningkat tajam dalam 20 tahun terakhir. Setiap saat 30% orang berkembang menjadi alergi. Anak usia sekolah lebih 40% mempunyai 1 gejala alergi, 20% mempunyai astma, 6 juta orang mempunyai dermatitis (alergi kulit). Penderita Hay Fever lebih dari 9 juta orang.
Beberapa ahli alergi berpendapat bahwa 30%-50% secara genetik manusia mempunyai predisposisi untuk berkembang menjadi alergi.

Dengan kata lain mempunyai antibody Imunoglobulin E terhadap lingkungan penyebab alergi. Sejauh ini banyak orang tidak mengetahui bahwa keluhan yang dia alami itu adalah gejala alergi. Di Amerika penderita alergi makanan sekitar 2 – 2,5% pada dewasa, pada anak sekitar 6 – 8%. Setiap tahunnya diperkirakan 100 hingga 175 orang meninggal karena alergi makanan. Penyebab kematian tersebut biasanya karena syok anafilaksis (reaksi alergi berat), tersering karena kacang tanah. Lebih 160 makanan dikaitkan dengan alergi makanan. Para ahli berpendapat penderita alergi di Negara berkembang mungkin lebih banyak dibandingkan Amerika Serikat. Penderita astma pada tahun 1994 di Amerika serikat sekitar 14,6 juta orang, meningkat sekitar 17 juta pada tahun 1998. Astma pada anak di bawah usia 18 tahun tahun 1994 dilaporkan sekitar 4,8 juta anak. Penderita urticaria (biduran) dialami oleh sekitar 15% masyarakat Amerika setiap tahunnya. Penderita sinusitis kronik lebih banyak lagi yaitu sekitar lebih 50 juta orang. Penderita alergi kulit (dermatitis alergi) adalah paling dijumpai diantara penderita sakit kulit pada anak di bawah 11 tahun.

ALERGI MAKANAN
Pengertian atau definisi alergi makanan harus dipahami dengan baik. Anggapan yang terjadi di masyarakat sekarang ini bahwa setiap reaksi yang ditimbulkan oleh makanan langsung dianggap sebagai alergi makanan. Pendapat seperti itu tidak sepenuhnya benar. Reaksi atau gejala yang ditimbulkan akibat mengkonsumsi makanan tertentu selain karena alergi makanan, bisa disebabkan juga bukan oleh alergi makanan.
Alergi makanan adalah suatu kumpulan gejala yang mengenai banyak organ dan sistem tubuh yang ditimbulkan oleh alergi terhadap makanan. Dalam beberapa kepustakaan alergi makanan dipakai untuk menyatakan suatu reaksi terhadap makanan yang dasarnya adalah reaksi hipersensitifitas tipe I dan hipersensitifitas terhadap makanan yang dasarnya adalah reaksi hipersensitifitas tipe III dan IV.
Tidak semua reaksi yang tidak diinginkan terhadap makanan merupakan reaksi alergi murni, tetapi banyak dokter atau masyarakat awam menggunakan istilah alergi makanan untuk semua reaksi yang tidak diinginkan dari makanan, baik yang imunologik atau non imunologis.

Resource (Marketing Research) Limited melakukan penelitian di Inggris bagian selatan, tahun 2000 dilaporkan lebih dari 50% orang dewasa menderita alergi makanan. Sekitar 70% penderita alergi baru mengetahui kalau ia mengalami alergi setelah lebih dari 7 tahun. Sekitar 50% orang dewasa mengetahui penyebab gejala alergi setelah 5 tahun, bahkan terdapat 22% baru mengetahui setelah lebih 15 tahun mengalami gangguan alergi tersebut. Keadaan ini menunjukkan bahwa sebenarnya alergi belum mendapat perhatian dengan baik, Bayangkan, di negara maju seperti Inggris gejala alergi yang ada itu baru dideteksi sesudah puluhan tahun, apalagi di Indonesia !

MANIFESTASI ALERGI
Gejala alergi pada orang dewasa juga bisa mengenai semua organ tubuh dan sistem fungsi tubuh. Tetapi seringkali keluhan alergi yang diderita pada usia dewasa sudah mulai banyak berkurang dibandingkan usia anak atau usia muda. Sehingga sering orang tua saat ini tidak merasa mempunyai keluhan alergi, tetapi saat kecil mengalami banyak keluhan alergi.
Untuk mengetahui resiko alergi pada anak kita harus mengetahui bagaimana gejala alergi pada orang dewasa. Gejala alergi pada orang dewasa juga bisa mengenai semua organ tubuh dan sistem fungsi tubuh. Disamping tanda dan gejala alergi yang berkaitan dengan organ tubuh manusia, terdapat beberapa tanda umum pada penderita alergi. Menurut Richard Mackarness, 1992 berpendapat terdapat 5 gejala kunci pada alergi dewasa adalah :
1. Berat badan yang berlebihan atau sebaliknya berat badan kurang.
2. Kelelahan terus menerus dalam beberapa saat dan tidak lenyap walaupun telah beristirahat.
3. Terjadi pembengkakan di sekitar mata, tangan, abdomen, pergelangan kaki.
4. Denyut jantung yang cepat dan berdebar-debar, khususnya setelah makan
5. Keringat yang berlebihan walaupun tidak berolahraga.

MANIFESTASI KLINIS YANG SERING DIKAITKAN DENGAN ALERGI

ORGAN/SISTEM TUBUH GEJALA DAN TANDA
1 Sistem Pernapasan Batuk (terutama malam hari dan pagi hari) lama dan berulang, BRONKITIS KRONIS, sesak(astma). Sering berdehem (batuk kecil)
1 Sistem Telinga Hidung Tenggorok Sering nyeri tenggorokkan, sering berdahak, pilek, bersin, hidung buntu, sinusitis, polip, “hidung bengkok”. Telinga gatal, nyeri atau berair.
2 Sistem Pembuluh Darah dan jantung Palpitasi (berdebar-debar), flushing (muka ke merahan), nyeri dada 9HEART ATTACK LIKE SYMPTOMS, colaps (jatuh), pingsan, tekanan darah rendah, arhitmia (denyut jantung tidak teratur)
3 Sistem Pencernaan Nyeri perut, sering diare, kembung, muntah, sulit berak (tidak berak setiap hari), sering buang angin , sariawan, mulut berbau,
4 Kulit Sering gatal, dermatitis, urticaria, bengkak di bibir, lebam biru kehitaman, bekas hitam seperti digigit nyamuk, kulit timbul bercak putih (seperti panu), pernah alergi obat.
5 Sistem Saluran Kemih dan Genitalia Sering kencing terutama malam hari, nyeri kencing, vagina: keluar cairan, bengkak, kemerahan, nyeri, sakit bila berhubungan, KEPUTIHAN
6 Sistem Susunan Saraf Pusat Sering sakit kepala, migrain, short lost memory (sering lupa hanya sesaat ), floating (melayang), Gangguan Tidur (sulit tidur / insomnia, sering mimpi buruk, malam sering terbangun), susah konsentrasi, claustrophobia (takut ketinggian)
Perilaku : impulsif (bicara berlebihan), sering terburu-buru,sering marah, mood swings
7 Sistem Hormonal Kulit berminyak (atas leher), kulit kering (bawah leher), jerawat, endometriosis, Premenstrual Syndrome, kemampuan sex menurun, Chronic Fatique Symptom (sering lemas seperti tak bertenaga), Hipoglycemia like syndrome (sering lemas tak bergairah/seperti kurang gula darah),
Gampang marah, Mood swing, sering terasa kesepian, rambut rontok
8 Jaringan otot dan tulang Nyeri tulang, nyeri otot, nyeri sendi, nyeri dada (heart attack like synptoms/gejala seperti sakit jantung), nyeri pinggang belakang, otot leher/bahu kaku, gerakan jalan terbatas/seperti pincang.
9 Gigi dan Mulut Sering nyeri gigi dan gusi terutama gigi belakang (tanpa gigi berlubang/sering dikira karena gigi geraham yang tumbuhnya miring), sering sariawan luka dimulut..
10 Mata Sering mata gatal (sering menggosok mata), sering bintilan di mata, timbul warna hitam di bawah kelopak mata.

Bila minimal 3 keluhan tersebut pernah / sering terjadi pada anda tanpa pernah tahu penyebabnya sebaiknya anda segera berkonsultasi dengan Dokter Alergi anda. Bila terdapat orang tua terdapat gejala alergi maka sebaiknya harus mewaspadai tanda dan gejala alergi pada anaknya.


DIAGNOSIS ALERGI MAKANAN
Alergi makanan pada orang dewasa sering diabaikan. Selama ini penyebab alergi pada orang tua dianggap karena debu. Memang benar, alergi makanan lebih sering terjadi pada anak. Tetapi bukan berarti alergi makanan tidak dialami oleh orang tua.
Diagnosis alergi makanan dibuat berdasarkan diagnosis klinis, yaitu anamnesa (mengetahui riwayat penyakit penderita) dan pemeriksaan yang cermat tentang riwayat keluarga, riwayat pemberian makanan, tanda dan gejala alergi makanan sejak kecil dan dengan eliminasi dan provokasi.
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mencari penyebab alergi sangat banyak dan beragam. Baik dengan cara yang ilmiah hingga cara alternatif, mulai yang dari yang sederhana hingga yang canggih. Diantaranya adalah uji kulit alergi, pemeriksaan darah (IgE, RASt dan IgG), Pemeriksaan lemak tinja, Antibody monoclonal dalam sirkulasi, Pelepasan histamine oleh basofil (Basofil histamine release assay/BHR), Kompleks imun dan imunitas seluler, Intestinal mast cell histamine release (IMCHR), Provokasi intra gastral melalui endoskopi, biopsi usus setelah dan sebelum pemberian makanan.
Selain itu terdapat juga pemeriksaan alternative untuk mencari penyebab alergi makanan diantaranya adalah kinesiology terapan (pemeriksaan otot), Alat Vega (pemeriksaan kulit elektrodermal), Metode Refleks Telinga Jantung, Cytotoxic Food Testing, ELISA/ACT, Analisa Rambut, Iridology dan Tes Nadi.

Diagnosis pasti alergi makanan tidak dapat ditegakkan hanya dengan tes alergi baik tes kulit, RAST, Immunoglobulin G atau pemeriksaan alergi lainnya. Pemeriksaan tersebut mempunyai keterbatasan dalam sensitifitas dan spesifitas, Sehingga menghindari makanan penyebab alergi atas dasar tes alergi tersebut seringkali tidak menunjukkan hasil yang optimal.

Pada tes kulit seringkali yang terdeteksi adalah proses alergi reaksi cepat (reaksi terjadi kurang 8 jam). Seperti, bila makan udang dalam beberapa jam timbul gatal-gatal. Tetapi proses alergi makanan reaksi lambat (reaksi terjadi lebih dari 8 jam) seringkali negatif atau tidak terdeteksi. Sehingga sering terjadi pada tes kulit yang positif hanyalah debu yang merupakan alergi tipe reaksi cepat dan makanan lainnya negatif. Fenomena inilah yang mengakibatkan timbul persepsi bahwa gejala alergi sebagian besar disebabkan karena debu dan ALERGI MAKNAAN TIDAK DIANGGAP SEBAGAI PENYEBAB ALERGI PADA ORANG DEWASA.

Untuk memastikan makanan penyebab alergi harus menggunakan Provokasi makanan secara buta (Double Blind Placebo Control Food Chalenge = DBPCFC). DBPCFC adalah gold standard atau baku emas untuk mencari penyebab secara pasti alergi makanan. Mengingat cara DBPCFC tersebut sangat rumit dan membutuhkan biaya dan waktu yang tidak sedikit. Beberapa pusat layanan alergi anak melakukan modifikasi terhadap metode pemeriksaan tersebut. Children Family Clinic Rumah Sakit Bunda Jakarta melakukan modifikasi dengan melakukan “Eliminasi Provokasi Makanan Terbuka Sederhana”. Dalam diet sehari-hari dilakukan eliminasi atau dihindari beberapa makanan penyebab alergi selama 2-3 minggu. Setelah 3 minggu bila keluhan alergi dan gangguan perilaku menghilang maka dilanjutkan dengan provokasi makanan yang dicurigai. Setelah itu dilakukan diet provokasi 1 bahan makanan dalam 1 minggu bila timbul gejala dicatat. Disebut sebagai penyebab alergi bila dalam 3 kali provokasi menimbulkan gejala.

Masih banyak perbedaan dan kontroversi dalam penanganan alergi makanan sesuai dengan pengalaman klinis tiap ahli atau peneliti. Sehingga banyak tercipta pola dan variasi pendekatan diet yang dilakukan oleh para ahli dalam menangani alergi makanan dan autisme. Banyak kasus pengendalian alergi makanan tidak berhasil optimal, karena penderita menghindari beberapa penyebab alergi makanan hanya berdasarkan pemeriksaan yang bukan merupakan baku emas atau “Gold Standard”.
Masih banyak perbedaan dan kontroversi dalam penanganan alergi makanan sesuai dengan pengalaman klinis tiap ahli atau peneliti. Sehingga banyak tercipta pola dan variasi pendekatan diet yang dilakukan oleh para ahli dalam menangani alergi makanan. Banyak kasus pengendalian alergi makanan tidak berhasil optimal, karena penderita menghindari beberapa penyebab alergi makanan hanya berdasarkan pemeriksaan yang bukan merupakan baku emas atau “Gold Standard”.

PENCETUS ALERGI
Timbulnya gejala alergi bukan saja dipengaruhi oleh penyebab alergi, tapi juga dipengaruhi oleh pencetus alergi. Beberapa hal yang menyulut atau mencetuskan timbulnya alergi disebut faktor pencetus. Faktor pencetus tersebut dapat berupa faktor fisik seperti dingin, panas atau hujan, kelelahan, aktifitas berlebihan tertawa, menangis, berlari,olahraga. Faktor psikis berupa kecemasan, sedih, stress atau ketakutan.
Faktor hormonal juga memicu terjadinya alergi pada orang dewasa. Faktor hormonal itu berpengaruh sebagai pemicu alergi terjadi saat kehamilan dan menstruasi. Sehingga banyak ibu hamil mengeluh batuk lama, gatal-gatal dan asma terjadi terus menerus. Demikian juga saat mentruasi seringkali seorang wanita mengeluh sakit kepala, nyeri perut dan sebagainya.

Faktor pencetus sebetulnya bukan penyebab serangan alergi, tetapi menyulut terjadinya serangan alergi. Bila mengkonsumsi makanan penyebab alergi disertai dengan adanya pencetus maka keluhan atau gejala alergi yang timbul jadi lebih berat. Tetapi bila tidak mengkonsumsi makanan penyebab alergi meskipun terdapat pencetus, keluhan alergi tidak akan muncul. Pencetus alergi tidak akan berarti bila penyebab alergi makanan dikendalikan.

Hal ini yang dapat menjelaskan kenapa suatu ketika meskipun dingin, kehujanan, kelelahan atau aktifitas berlebihan seorang penderita asma tidak kambuh. Karena saat itu penderita tersebut sementara terhindar dari penyebab alergi seperti makanan, debu dan sebagainya. Namun bila mengkonsumsi makanan penyebab alergi bila terkena dingin atau terkena pencetus lainnya keluhan alergi yang timbul lebih berat. Jadi pendapat tentang adanya alergi dingin mungkin keliru.

PROGNOSIS
Meskipun tidak bisa hilang sepenuhnya, tetapi alergi makanan biasanya akan membaik pada usia tertentu. Setelah usia 2 tahun biasanya imaturitas saluran cerna akan membaik. Sehingga setelah usia tersebut gangguan saluran cerna karena alergi makanan juga akan ikut berkurang. Selanjutnya pada usia di atas 5 atau 7 tahun alergi makananpun akan berkurang secara bertahap. Meskipun alergi makanan tertentu biasanya akan menetap sampai dewasa, seperti udang, kepiting, kacang tanah dan makanan tertentu lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar